Kamis, 18 November 2010

Seorang Penjahat Paling Kejam di Dunia


Seorang Pendeta
Salah satu Penjahat paling Kejam di dunia
Salam!
Mungkin dikalangan pembaca, akan merasa aneh atau pun risih dengan judul di atas. Akan tetapi rasa risih itu pasti akan memunculkan rasa penasaran yang tentunya membawa mata kita untuk membaca dan menelusuri apa sebenarnya yang dimaksudkan di sini.
Ketika saya membaca sebuah buku tentang penjahat, saya menemukan di antara penjahat-penjahat yang dianggap paling kejam di dunia, terdapat seorang yang berprofesi sebagai hamba Tuhan dan sering disebut sebagai pemimpin jemaat.
Dia adalah Pedeta James Warren Jones, yang lahir tahun 1931 di Lynn, yang merupakan pusat Bible Belt Amerika Selatan. Kita bisa kagum dengan dia yang bersemangat dan memiliki keberanian serta mental yang kuat karena pada usia 12 tahun ia sudah berkhotbah secara spontan di jalan-jalan, kepada anak-anak dan kepada orang-orang yang lewat.
Saya menganggapnya sebagai orang yang gigih, mampu mengundang perhatian banyak orang dan bahkan tidak sedikit. Pengaruh yang diberikan kepada para pengikutnya sangat kuat dan ini menunjukkan betapa besarnya peluang bagi dia untuk membentuk satu komunitas sesuai dengan kapasitas yang ia miliki.
Tahun 1957 ia mendirikan gereja sendiri, yaitu People’s Temple. dia menjadi orang kulit hitam yang terhormat. Dalam khotbah-khotbahnya selalu menyingung masalah integrasi rasial dan kesetaraan hak. Loyalitasnya tak tergoyahkan. Bahkan tahun 1976, saat pelantikan Presiden Carter di Washington turut juga ia diundang.
Jones memang dapat dikatakan sebagai orang yang suka menolong. Pengikutnya tampak sangat bermurah hari dan mereka menangani anak yatim piatu sehingga masyarakat di salah satu daerah California (tempat para pengikutnya menetap) sangat kagum dan terkesan dengan perbuatan mereka.
Pengikut atau jemaatnya pun segera membengkak dan mencapai angka 7.500 orang, baik kulit hitam maupun kulit putih, dan pemerintah pun ikut menyumbang untuk program kesejahteraan mereka.
Akan tetapi, tidak lama kemudian beberapa jemaat mulai meninggalkan People’s temple. Mereka memiliki alasan dan mulai menceritakan kepada pers tentang obsesi Jones terhadap seks. Sungguh khotbahnya bertentangan dengan keadaan atau pun kebiasaannya. Adu domba terjadi antara suami dan istri supaya bercerai. Pemukulan terhadap anak-anak dihadapan orang banyak. Tindakannya inilah yang mulai terkuak dan pers mulai mengejarnya.
Setahun setelah itu, ia memindahkan tempatnya di sebuah hutan dan rawa-rawa seluas 20.000 akre di Guiana, yang sudah kian dibangun paviliun dan beberapa asrama. Ada seribuan orang yang setia dan mengikutinya. Di tempat inilah Jones memerintahkan bunuh diri missal. Bayi-bayi dibunuh dengan menyemprotkan sianida ke dalam mulut mereka. Anak-anak yang sudah besar segera mengikuti meminum racun dan demikian para orang tua pun ikut bunuh diri serta Pendeta Jim Jones tewas karena sebutir peluru yang menembus otaknya. Mereka pun tewas dalam keadaan saling berpelukan. Inilah ajaran Jim Jones tentang nubuatan millennium tentang murka Allah yang menewasakan seribu pria, wanita dan anak-anak.
Tentu sangat disayangkan pendidikan yang diberikan oleh Jim Jones adalah berakhir pada satu kisah tragis. Dia adalah salah seorang pemimpin yang dapat kita ancungi jempol (terlepas dari kisah tragisnya). Kemampuannya yang cukup kuat dan pengaruh serta strategi yang saya anggap sebagai jembatan yang mengantarkan dia pada posisi yang disegani.
Kebulatan tekad para pengikutnya tentu tidak lepas dari faktor pengaruh yang diberikan oleh Jones. Nyawa pun tidak lagi diperhitungkan dan tidak lagi berpikir akan apa yang terjadi selanjutnya. Tetapi sah-sah saja bila saya berasumsi bahwa tindakannya itu konyol, mengapa? Karena keteladanan yang diberikan oleh Yesus tidaklah hanya untuk perseorangan saja melainkan Ia mati untuk semua orang. Lantas kepada siapakah Jones melakukan yang benar, tentu hanya untuk mereka sendiri. Itu pun benar untuk ukuran mereka sendiri.
Memang kita harus sadari bahwa terkadang manusia mengabaikan kemampuan berpikirnya. Manusia yang menggunakan pikiran seharusnya harus mampu membedakan siapakah dia dibanding dengan makhluk lain. Tidak ada salahnya apabila kita berkata bahwa oleh karena kejatuhan manusia ke dalam dosa, akhirnya membawa manusia itu kepada pemikiran yang kurang konstruktif. Kerangka berpikir yang subyektif membuat orang tidak memikirkan lagi siapa dirinya di tengah-tengah dunia.
  Baik sebagai pemimpin maupun yang dipimpin haruslah mampu berpikir secara sistematis dan tidak mudah menerjemahkan sesuatu dalam arti yang sempit. Mengapa saya katakana demikian? Karena banyak orang selalu berpikir praktis tanpa peduli dan menimbang segala sesuatu yang mungkin akan terjadi.
Satu kisah yang menewaskan seribuan orang inilah yang membawa julukan Jim Jones sebagai salah satu penjahat paling kejam di dunia dan dapat menjadi sebuah contoh betapa mudahnya manusia terjebak dalam keinginan yang tidak disertai dengan analisis yang tajam.
Jadi sebagai orang Kristen, kita harus berhati-hati dalam mengambil sebuah tindakan. Jangan pula kita berkorban untuk hal yang sia-sia. Apalagi dikalangan calon-calon guru Agama Kristen, berilah pengajaran yang benar bagi naradidik dan jangan menyimpang dari kebenaran.
Kuatkanlah keinginanmu untuk membuat satu perubahan tetapi janganlah sampai perubahan itu kosong adanya. Perubahan akan selalu disertai dengan perkembangan dan perkembangan akan selalu diikuti oleh adanya tindakan yang berarti.